Monday, October 29, 2007

WINDOW SHOPPING...... ke red light district

sabtu pertama ke scheveningen..... sabtu kedua ada welcome party...... dan dimulailah petualangan yang sesungguhnya pada sabtu ketiga... volgende halte (next destination, klo mbak2 busway bilang) : AMSTERDAM....!!! jadi, sekedar informasi, amsterdam itu adalah ibukota negara belanda, sodara-sodara, karena ada seorang teman saya yang mungkin karena luarbiasa puinter dan faktanya dia punya IP cumlaude, yang sedari esde mengira bahwa ibukota belanda adalah DEN HAAG. ya, benar.... sudahlah. yang jelas teman saya tersebut sekarang telah bertobat dari kekhilafannya dan semoga di masa lalu dia tidak berbuat kesalahan fatal dengan mengajarkan pada adik2nya atau adik teman2nya bahwa ibukota belanda adalah den haag. amin. nah, lanjut lg pada volgende station setelah schiphol, itu adalah amsterdam (musti kali diulang2 sih). pertama datang di station amsterdam centraal rasanya tidak ada yg luar biasa. secara, stasiun gitu loh, ya pasti rame lah. kami ber 8 keluar, hendak melihat-lihat kanal, pengen tau gimana sih di bawah permukaan air laut itu. nah, di amsterdam centraal uitgang ada pertigaan, klo ke kanan ke centrum, klo ke kiri itu ke kanal. kami ke kanan donk. ada kapal berjejer2 disitu dgn richting (arah) yg berbeda2. salah seorang teman bertanya pd mevrouw2 yg ada di deket situ. ternyata naik kapal tersebut tidak mbayar a.k.a gratis, dan kalaplah kami mendengar kata2 sakti tersebut. tanpa komando kami langsung memilih salah satu kapal dengan asumsi kapal tersebut akan membawa kami ke seberang yg keliatan jelas dari luar amsterdam centraal. wah, kapalnya keren. di tengah beratap dan ada tempat duduknya sedangkan bagian samping untuk parkir sepeda dan tempat yang bagus bagi yang ingin menikmati pemandangan. singkat kata, perasaan kami tiba-tiba gak enak karena asumsi yang kami ambil salah. kapal yg harusnya ke arah kanan kok berbelok ke kiri dan amsterdam centraal semakin menjauh. kami ber 8 hanya berpandang2an pasrah. siapa yg tahu kalau ternyata kapal ini membawa kami ke groningen di ujung utara, atau menyeberangi selat dan mengantarkan kami ke inggris (imajinasi berlebihan dan tak beralasan). untunglah imajinasi tak menjadi kenyataan karena si kapal menepi di suatu daerah yang kami tak tahu apa itu masih belanda atau bukan (ini juga imajinasi berlebihan coz perjalanan yg kami tempuh hanya 15 menit). setelah bongkar muat kami ikut lagi kapal itu dan kembali ke amsterdam centraal. (thanks God.... kapal itu bukan membawa kami ke siberia atau kutub utara....) ----> lagi2 imajinasi berlebihan... shorten the story, kmi jalan2 ampe puas lah ceritanya. pulang dr tantenya fikri dah setengahsebelas dan udah pada keliatan capek. tp ada satu tempat, last but not least, yg blm kami kunjungi. benar, sodara-sodara. red light district. setengah gak percaya aku melihat teman2 (termasuk aku) yg di tram kelihatan lelah tp dlm perjalanan ke red light district melangkah dengan kecepatan melebihi orang2 belanda, dengan muka curious (atau mesum??) membayangkan apa yg bakal kami lihat disana. seorang teman, sebut saja fikri (lho, kok nyebut merek aslinya) meng guide kami, dia sih jg blm pernah ke rld tp dia bilang feeling nya tepat klo hal2 yg beginian :) (peace, fik...) here we goes.... ya, benar, sesuai judul, namanya window shopping. ibarat baju di mall dipajang di etalase kaca, disini "jualan" juga dipajang di "etalase". etalase yang dimaksud adalah ruangan berukuran 4x5 m atau bisa lebih besar, atau lebih kecil. ruangan yang disewa ini bisa saja hanya berisi tempat duduk, bisa juga sudah furnished. tempat tidur, lemari, meja, kdg ada kamar mandi dalam. yg jelas jangan berpikir untuk kost disini. krn jendelanya gede, dan ngadep ke jalan. keliatan deh. kyk akuarium. disini ada aturan yang jelas bahwa tidak boleh mengambil gambar di area "akuarium" ini. yg boleh mungkin di jembatan, dimana tidak ada akuariumnya. boleh juga mengambil foto di depan amsterdam central station, atau nieuwkerk, damstraat (ya iyalaaaahhh...) apa yg didalem nya? yg jelas cewek2 yg kost di red light district ini. dan kenapa dinamai "red light district", bukan konotasi karena di setiap etalase di district ini disinari dengan lampu neon merah. cewek2 yg ada juga dari berbagai macam jenis, sebutlah mau yg seperti apa, tinggal cari. pada umumnya mereka memakai kostum yg atraktif, seperti lingerie yg glow in the dark. ini tentunya tak lepas dari strategi marketing yaitu menampilkan produk yg 'eye-catching'. hehehehe.... iyalah, kalau mereka pakai jas mungkin yg datang tidak tertarik (tp tidak menutup kemungkinan juga ada yg tertarik karena terdorong rasa penasaran melihat apa gerangan di balik jas tersebut - hussss... bulan puasa). konon katanya mereka tidak semua menjalani profesi ini secara sukarela. ada yang berasal dari negara miskin dan mereka dipaksa oleh seseorang (mungkin semacam mucikari atau germo gitu kali ya) untuk "jualan" di rld ini. awalnya saya melihat mereka dengan tatapan ih-lucu-bgt-orang-kok-dipamerin namun setelah saya tahu cerita yang lain saya justru merasa kasihan. tapi yah, mau gimana lagi. wong hidup itu pilihan, je. oh iya, red light district (untuk selanjutnya disebut sebagai rld) ini tempat prostitusi yg legal di belanda. hampir setiap kota (especially kota besar) punya kawasan rld, jd gak cm amsterdam. mungkin hny berbeda dalam hal ukuran. ukuran area rld maksudnya, bukan ukuran yg lain2. klo pada tau biasanya di indonesia itu kan komplek gituan (halah... bahasanya aneh...) nya di kawasan tertentu dimana sang penjual hanya berdiri di pinggir jalan dan menunggu sang pembeli datang menawar. nah, disini juga sama. hanya saja kelihatan lebih keren karena biarpun sama2 di pinggir jalan tp tentu kemasannya terlihat lebih menarik. beda kan, klo tas louis vuitton dipamerkan di dalam etalase kaca, daripada digelar begitu saja di tikar pinggir jalan. bargaining session nya juga hampir sama dengan yg di indonesia. pembeli tinggal mendekat pada penjual dan dimulailah proses tawar menawar. jika harga telah disepakati, maka pembeli boleh masuk melalui pintu yg biasanya ada di sebelah jendela kaca etalase itu. korden ditutup, dan permainan dimulai. tak hanya prostitusi, entertainment di kawasan ini pun beraneka ragam. dari show2 yg kyk gitu2 (saya sampai susah menjelaskan "yg kyk gitu2" itu seperti apa) maksudnya - maaf - live porn shows gitu. pastinya juga ada sex shops. sepanjang jalan dipenuhi dengan "amusement place". disini juga banyak terjadi transaksi barang2 gelap. jadi hati2 jika melakukan transaksi disini. beberapa jenis narkoba memang masih haram, namun yang jelas ganja sudah menjadi barang legal di belanda. pengalaman saya masuk red district ini, yang pertama, pusing lihat orang berjubel. nggak semua orang kesini karena tertarik bisnis esek-eseknya itu, tapi banyak juga yg kesini hanya karena ingin tahu seperti apa sih yg namanya red light district itu. yang kedua, saya bersyukur karena di jalan masuk rld gak ada polisi (ya emang gak ada politie disini) karena saya takut ditangkap, dikira under-age children. hehehe. yg ketiga, saya heran karena komplek rld ini dibangun tepat di sebelah oudekerk (gereja tua) yg megah. yg keempat, saya yang terjaga di kereta sepanjang perjalanan pulang, bertanya-tanya kenapa teman2 yg tadi semangat sekali di rld pas begitu di dalam kereta langsung tepar? hehehe... kami sengaja tidak mengambil satu gambar pun di rld, agar ad alasan untuk kembali kesini. yg saya masih penasaran, adakah tempat serupa ini yg memajang lelaki2 brondong? mau tau lebih banyak tentang rld? cari aja di google :D

No comments:

Post a Comment